Minggu, 30 Oktober 2011

Deskripsi Batuan Sedimen



1.      Nama Batuan
2.      Warna Batuan
Lapuk è warna batuan yang sudah terkontaminasi dengan lingkungan.
Segar  è warna batuan yang tidak mengalami kontak langsung dengan lingkungan.
3.      Tekstur
·         Besar butir
·         Bentuk butir :            
a. menyudut
b. menyudut tanggung
c. membundar tanggung
d. membundar
e. sangat membundar
4.      Kemas ( Hubungan antar butir )
a.       Kemas terbuka è butiran satu dengan yang lainnya renggang sehingga butir matrik akan lebih banyak.  Diendapkan oleh media pekat.
b.      Kemas tertutup è butiran satu dengan butir yang lain rapat sehinnga kandungan matrik akan lebih sedikit dan sifatnya kokoh.  Diendapkan oleh media encer.
5.      Kandungan CaCO3
Di uji dengan meneteskan HCl untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan karbonat.
6.      Pemilahan
Tingkat keseragaman butir penyusun, terdiri dari :
a.       Very well sorted
b.      Well sorted
c.       Moderately sorted
d.      Poorly sorted
e.       Very Poorly Sorted
7.      Struktur Sedimen
·         Primer è struktur terbentuk bersamaandengan batuan saat proses litifikasi.
·         Sekunder è struktur yang terbentuk setelah proses litifikasi.
8.      Permeabilitas
Yaitu kemampuan batuan meloloskan fluida
9.      Porositas
Yaitu perbandingan volume rongga pori-pori terhadap volume total keseluruhan batuan.
10.  Kekerasan
·         Kompak ( massif )
Tidak dapat dicungkil dengan jarum penguji
·         Keras
Yaitu masih dapat dicungkil dengan jarum penguji tetapi sangat sedikit.
·         Agak keras
Yaitu hancur apabila ditekan oleh jarum penguji.
·         Lunak
Yaitu dapat dipotong dengan mudah oleh jarum penguji.
·         Dapat diremas
·         Sponge
Yaitu kembali kebentuk asal apabila ditekan jarum penguji.

11.  Kontak
Yaitu hubungan antar litologi batuan
12.  Kandungan Mineral
13.  Kandungan Fosil

Struktur Batuan Sedimen



Struktur sedimen umumnya dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
1.      Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.
2.      Struktur biogenik terdiri dari struktur jejak dan boring.
3.      Struktur deformasi terdiri dari convolute bedding, ball and pillow dan diapiric.
Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya.   Diantaranya   adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota.  Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butir menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transfortasi dan deposisi.  Berkaitan denga sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan transfortasi dan deposisi.  Dengan melihat cara transport sedimen dapat dilihat melalui :
1)       Transport Sedimen pada Pantai
 Pettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transportasi sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
ð  Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau menggelinding di dasar aliran.
ð  Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat bertumpu pada dasar aliran.
ð  Sedimen layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara melayang-layang dalam air.

2)       Transport Sedimen Sepanjang Pantai
Transport sedimen sepanjang pantai merupakan gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya .  Transport sedimen ini terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang dibawanya (Carter, 1993). Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transfor sedimen sepanjang pantai di surf zone.  Transport sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya.  Fenomena ini biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah pelabuhan sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan metode penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain adalah :
¯  Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secra berantai akan dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.
¯  Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti training jetty, groin, dan sebagainya.
¯   Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang di tinjau.
3)       Sedimentasi Pada Muara Sungai
 Muara sungai dapat dibedakan dalam tiga kelompok yang tergantung pada faktor domonan yang mempengaruhi.  Yaitu didominasi faktor gelombang, debit sungai atau pasang surut.  Pada kenyataannya ketiga sungai tersebut akan bekerja secara simultan, walaupun salah satunya akan terlihat lebih dominan pada daerah muara dimana gelombang  lebih dominan biasanya akan mengakibatkan tertutupnya muara sungai akibat transfor sedimen sepanjang pantai yang dibawanya masuk ke alur sungai.  

Tekstur Batuan Sedimen


Sebagian besar batuan sedimen dibedakan dari batuan lain karena tersusun oleh butiran hasil rombakan batuan lain yang lebih tua, butiran-butirannya mempunyai kontak tangensial yang membentuk lubang-lubang bila dilihat dalam rangkaian tiga dimensi.

1.      Tekstur Klastik
Untuk mendiskripsikan tekstur klastik kenampakan yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan tingkat keseragaman partikel serta bentuk.
a.       Ukuran dan Tingkat Keseragaman Partikel
Ukuran butir sedimen merupakan faktor penting dalam penamaan batuan sedimen, klasifikasi yang digunakan biasanya adalah klasifikasi Wentworth.
Nama Batuan
Ukuran
Bongkah
>256
Berangkal
64-256
Kerakal
4-64
Kerikil
2-4
Pasir sangat kasar
1-2
Pasir kasar
1/2-1
Pasir sedang
1/4-1/2
Pasir halus
1/8-1/4
Pasir sangat halus
1/16-1/8
Lanau
1/256-1/16
Lempung
<156

Tingkat keseragaman butir atau sortasi merupakan tingklat kopentensi dan efisiensi media pengangkutnya, di bedakan menjadi :
1.      Very well sorted
2.      Well sorted
3.      Moderately sorted
4.      Poorly sorted
5.      Very poorly sorted



b.      Bentuk
Ø  Dalam mendiskripsikan bentuk partikel, dua sifat harus dibedakan yaitu Spericity dan Roundness.
Sphericity adalah pendekatan setiap individu partikel ke bentuk bola, sepenuhnya tergantung pada bentuk asli partikel, sedanglan abrasi merupakan faktor minor.  Istilah deskriptif paling bagus dipakai untuk partikel pasir atau yang lebih kasar berdasarkan diameter maximum, minimum dan intermedit. Ada empat bentuk dasar yang dipakai yaitu equant, tabular, prolate, dan bladed.
Ø  Roundness adalah suatu ukuran adanya abrasi yang menyebabkan proses pembundaran pada sudut-sudut atau ujung-ujung fragmen. Istilah kualitas yang dipakai yaitu angular, subangular, subrounded, rounded, dan well rounded.

2.      Tekstur Non Klastik
Tekstur non klastik terutama dihasilkan oleh presipitasi kimiawi dan aktifitas organisme.  Contoh-contoh batuannya adalah :
 ð   Evaporit yaitu batuan hasil penguapan garam batu, anhidrit, gips, garam kali dan  lain-lain.
 ð  Sedimen organik, sisa-sisa dari zat-zat hidup misal gambut .
 ð  Sedimen silika misal nodul dan konkresi

Klasifikasi Batuan Sedimen



Pettijohn (1975), O’Dunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasar teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.
1.      Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada.  Proses pengerjaan kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi (beratnya sendiri).  Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada.  Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan batuan (klastika) sehingga bertekstur klastika.
2.      Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu).  Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia).  Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3.  Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.
Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi :
1.      Batuan sedimen detritus (klastika)
2.      Batuan sedimen kimia
3.      Batuan sedimen organik, dan
4.      4. Batuan sedimen klastika gunungapi è Batuan sedimen jenis ke empat itu adalah    batuan sedimen bertekstur klastika dengan bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi.
Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu :
1.      Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)
2.      Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan) è Batuan sedimen jenis kedua pada umumnya bertekstur non-klastika. Tetapi batuan sedimen jenis ketiga dan keempat dapat merupakan batuan sedimen klastika ataupun batuan sedimen non-klastika.
3.      Batuan sedimen silika, dan
4.      Batuan sedimen karbonat

Berdasar komposisi penyusun utamanya, batuan sedimen klastika (bertekstur klastika) dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1.      Batuan sedimen silisiklastika, adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan felspar.
2.      Batuan sedimen klastika gunungapi adalah batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi (kaca, kristal dan atau litik), dan
3.      Batuan sedimen klastika karbonat, atau batugamping klastika adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).

Proses Sedimentasi



a)      Pelapukan
Pelapukan terbagi menjadi dua, yakni pelapukan fisika dan pelapukan kimia
Pelapukan Fisika è  proses dimana batuan pecah menjadi kepingan yang lebih kecil, tetapi tanpa mengalami perubahan komposisi kimia dan mineral yang berarti.
Pelapukan Kimia è pelapukan yang membuat komposisi kimia dan mineralogy suatu batuan dapat berubah.  Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi dengan udara ( O2 atau CO2), menyebabkan sebagian dari mineral itu menjadi larutan.  Selain itu, bagian unsure mineral yang lain dapat bergabung dengan unsure setempat membentuk Kristal baru.  Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yangmengalami pelapukan.  Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembap ( humid ) atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin.
b)      Erosi dan Transportasi
Setelah batuan mengalami pelapukan batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat.  Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. 
Proses erosi ini bisa disebabkan karena akibat Gravitasi, akibat air, akibat angin, dan akibat gletser.
c)      Deposisi dan Pengendapan
Pecahan-pecahan  batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya.  Seperti halnya sungai akan bertemu dengan laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga gletser akan meleleh.  Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan.  Selama proses endapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya.
d)     Litifikasi
Proses perubahan material sedimen menjadi batuan sedimen yang kompak.  Seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada batuan sedien selama terpendam dan terlitifikasi disebut sebagai diagenesis. Diagenesa sendiri ada beberapa macam yakni :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan semakin dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.
 Proses Diagenesis meliputi :
      1.      Kompaksi
      2.      Sementasi
      3.      Kristalisasi

Definisi Sedimentologi dan Batuan Sedimen

Beberapa definisi mengenai Sedimentologi :
1.      Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell, 1932). Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi, tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau tersedimentasikan.
2.      Sedimentologi adalah studi tentang proses-proses pembentukan, transportasi dan pengendapan material yang terakumulasi sebagai sedimen di dalam lingkungan kontinen dan laut hingga membentuk batuan sedimen.
3.      Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan lapisan tanah karena pengendapan tanah yang mengalami perpindahan dari tempat lain.
4.      Sedimentologi adalah salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas secara khusus batuan sedimen atau mempelajari batuan sedimen/ endapan-endapan dengan segala prosesnya.
5.      Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan lapisan tanah karena pengendapan tanah yang mengalami perpindahan dari tempat lain. Contohnya adalah sedimentasi di delta sungai dan daerah sekitar gunung berapi. Ilmu ini berkaitan erat dengan pembentukan bahan galian seperti batubara, minyak bumi, emas, perak dsb


DEFINISI BATUAN SEDIMEN

1.      Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan.
2.      Batuan sedimen adalah salah satu dari kelompok utama batuan yang terbentuk melalui tiga cara utama,yaitu pelapukan batuan,pengendapan karena aktivitas biogenic dan pengendapan dari larutan.
3.      Batuan sedimen merupakan batuan hasil rombakan batuan lainnya yang terbentuk setelah melalui pelapukan, erosi, transportasi, deposisi dan litifikasi atau istilah yang demikian itu disebut sebagai sedimentasi.  Sedimentasi sendiri adalah segala proses pelapukan, erosi, transportasi, deposisi, dan litifikasi ( PETD + L ) dalam pembentukan batuan sedimen.  Batuan sedimen sendiri bisa berasal dari batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen itu sendiri.


Gambar 1. Siklus batuan