Minggu, 30 Oktober 2011

Struktur Batuan Sedimen



Struktur sedimen umumnya dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :
1.      Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.
2.      Struktur biogenik terdiri dari struktur jejak dan boring.
3.      Struktur deformasi terdiri dari convolute bedding, ball and pillow dan diapiric.
Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya.   Diantaranya   adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta kandungan biota.  Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butir menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan dinamika transfortasi dan deposisi.  Berkaitan denga sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan transfortasi dan deposisi.  Dengan melihat cara transport sedimen dapat dilihat melalui :
1)       Transport Sedimen pada Pantai
 Pettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transportasi sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
ð  Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau menggelinding di dasar aliran.
ð  Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat bertumpu pada dasar aliran.
ð  Sedimen layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara melayang-layang dalam air.

2)       Transport Sedimen Sepanjang Pantai
Transport sedimen sepanjang pantai merupakan gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya .  Transport sedimen ini terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang dibawanya (Carter, 1993). Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transfor sedimen sepanjang pantai di surf zone.  Transport sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya.  Fenomena ini biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah pelabuhan sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan metode penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain adalah :
¯  Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secra berantai akan dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.
¯  Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti training jetty, groin, dan sebagainya.
¯   Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang di tinjau.
3)       Sedimentasi Pada Muara Sungai
 Muara sungai dapat dibedakan dalam tiga kelompok yang tergantung pada faktor domonan yang mempengaruhi.  Yaitu didominasi faktor gelombang, debit sungai atau pasang surut.  Pada kenyataannya ketiga sungai tersebut akan bekerja secara simultan, walaupun salah satunya akan terlihat lebih dominan pada daerah muara dimana gelombang  lebih dominan biasanya akan mengakibatkan tertutupnya muara sungai akibat transfor sedimen sepanjang pantai yang dibawanya masuk ke alur sungai.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar